“TEORI TRAIT AND FACTOR DALAM PERKEMBANGAN KARIR DI SMA DIMASA PANDEMI”

 

Dinda Ochtriyani

1203351042




Didalam artikel ini kita dapat mengetahui banyak tentang teori perkembangan karir pada teori trait and factor, serta mengetahi kekuatan dan kelemahan dari teori tersebut, lalu akan dihubungkan dengan keadaan karir pada masa pandemi/coivd-19 pada situasi saat ini.

Yang dimaksud dengan trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif (berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat tinggi sampai sangat rendah. Teori Trait dan Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. 

Nah jadi Pengembangan instrumen asesmen dan penyempurnaan informasi tentang okupasi terkait erat dengan teori trait-and-faktor. Perkembangan nilai-nilai individu dalam proses pembuatan keputusan karir juga merupakan faktor yang signifikan. Beberapa ahli berpendapat bahwa teori trait-and-factor mungkin lebih tepat disebut psikologi diferensial terapan.

Williamson merupakan seorang pendukung kuat konseling berdasarkan teori trait-and-factor. Penggunaan prosedur konseling Williamson menggunakan pendekatan trait-and-factor yang dikembangkan dari karya Parsons. Bahkan ketika diintegrasikan ke dalam teori-teori bimbingan karir lain, pendekatan trait-and-faktor memainkan peranan yang sangat vital. Dampak dan pengaruhnya terhadap perkembangan teknik-teknik asesmen dan penggunaan informasi tentang karir sangat besar.

Namun demikian, selama tiga dekade terakhir ini asumsi dasar pendekatan trait-and-factor telah mendapat tantangan yang sangat kuat. Keterbatasan testing telah dibuktikan dalam dua proyek penelitian. Penelitian pertama dilakukan oleh Thorndike dan Hagen (1959), yang mengikuti pola karir 10.000 laki-laki yang telah diberi tes dalam angkatan bersenjata pada masa Perang Dunia II.

Asumsi-asumsi berikut ini dari pendekatan trait-and-factor juga menimbulkan keprihatinan tentang teori ini:

(1) hanya terdapat satu tujuan karir untuk setiap orang dan

(2) keputusan karir terutama didasarkan atas kemampuan yang terukur. Asumsi-asumsi      tersebut sangat membatasi jumlah faktor yang dapat dipertimbangkan dalam proses pengembangan karir. Pada intinya, pendekatan trait-and-faktor itu terlalu sempit cakupannya untuk dipandang sebagai teori utama perkembangan karir.

Namun demikian, kita harus mengakui bahwa prosedur analisis okupasional dan asesmen baku yang menekankan pendekatan trait-and-faktor itu tetap bermanfaat dalam konseling karir.

Jadi dapat kita pahami bahwa Teori Trait and factor memberikan asumsi bahwa kecocokan antara trait dengan factor akan melahirkan kesuksesan dalam suatu karir yang dilalui oleh seseorang dan begitu sebaliknya kegagalan dalam mencocokkan Trait dengan factor akan menimbulkan kegagalan dalam sebuah pekerjaan. Dan para siswa dengan tujuan untuk memperoleh penyesuaian diri, pemahaman tentang dunia pekerjaan dan pada akhirnya mampu menentukan pilihan pekerjaan dan menyusun perencanaan karir untuk masa depan.

 

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN :

Maka dapat kita ketahui apa kelebihan dan kelemahan didalam teori ini ialah:

Kelebihan Teori Trait And Factor yaiu Pemusatan pada klien bukan pada konselor kemudian identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian, lalu lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik , memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuanitatif, dan penekanan emosi, perasaan dan alektif dalam konseling.

 

Kekurangan Teori Trait And Factor yaitu konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana, kemudian terlalu menekankan aspek alektif emosional, perasaan sebagai penentu perilaku tetapi melupakan  factor intelektual, kognitif, dan rasional. Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai individu. Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi hubungan interpersonal.

 

 

PERMASALAHAN :

Lalu ketika ada masalah yang muncul didalam teori ini adalah, contoh misalnya seperti : dimasa pandemi sekarang ini sangat banyak anak SMA yang sulit untuk memahami bagaimana menentukan pilihan karir atau pekerjaan yang baik untuk masa depan mereka, dikarenakan saat ini mereka terhalang oleh pandemic covid ini sehingga mereka belum sangat banyak menguasai pembelajaran tentang pemahaman karir dimasa depan mereka nanti. Dan orng tua mereka juga ikut tertekan dalam masalah ini karena harus menjadi pembimbing mereka dalam menentukan  suatu karir.

 

PEMBAHASAN :

Tempat proses siswa dalam menuntut ilmu sembari memiliki fungsi dalam membimbing siswa agar memiliki keterampilan,pengetahuan, dalam sikap positif adalah sekolah. Pengukuran pada keberhasilan pendidikan dapat di ukur dalam bentuk prestasi belajar siswa. Hasil prestasi siswa merupakan mencapaian suatu hasil dalam proses belajar pada jangka waktu tertentu.

Pimilihan karier adalah upaya dalam menentukan, mengembangkan, hasil, dan mengupayakan mendapatkan lapangan pekerjaan yang cocok dari setiap orang. Maka dari itu dapat memungkinakan untuk mengekspresikan diri agar dapat memilih karir dengan potensi yang dimiliki, dengan cara memantapkan, mengembangkan dan memutuskan untuk menjalani dunia pekerjaan.

Nah dalam permasalahan tersebut dapat dibahas bahwa seoarang anak SMA cemas dalam memilih karirnya nanti, bagaimana ia dapat mengembangkan karir nya sedangkan ia belajar dari rumah sehingga tidak ada bimbingan atau motivasi lebih dari seorang guru, usai sekarang ini yang lebih berperan dalam mengembangkan karirnya iala orang tua dan keluarganya.

Dalam permasalahan sekarang adalah di tiap sekolah perlunya peran dari orangtua dalam membimbing anak apalagi dimasa saat ini banyak yang mempertanyakan apakah orangtua sudah baik dalam memberikan arahan kepada anak atau belum. Orang tua haruslah mendukung dalam apa yang direncanakan anak sesuai yang dicita-citakan mereka. Dalam hal ini sekolah harus senantiasa memfasilitasi segala hal yang dilakukan ketika pembelajaran disamping itu juga bimbingan karir sangat dibutuhkan di setiap sekolah.

 


 


 

SOLUSI :

Ketika munculnya permasalan diatas maka disini pasti ada solusi yang dapat kita ambil, maka solusinya adalah :

Anak SMA tersebut bisa menggunakan konseling trait and factor sangat tepat untuk diberikan pada siswa yang mengalami kecemasan dalam mengembangkan karirnya, kemudian disini peran orang tua lebih terpenting dalam membimbing anaknya dalam menentukan karir nya untuk dimasa depan mereka, dan untuk dapat mewujudkan keinginan nya maka siswa harus mampu mengiplementasikan dan mengembangkan kesadaran terkhusus pada tujuan karir. Dan siwa melalukan rencan-rencana karir dan memenuhi persyaratan agar dapat memasuki pekerjaan melanjutkan pendidikan di tingat sekolah lanjutan agar dapat melanjutkan study di Universitas ataupun sampai kejenjang lebih tinggi sekolah yang akan mengantarakan kondisi suatu komponen khusus.

Dalam kesimpulan ini dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dan karir memiliki ikatan yang kuat dan sifat yang berbeda. Unik dan dinamis adalah sifat karir. Kehadiran pelayanan bimbingan karir yang masih dalam bagian bimbingan konseling di sekolah menghadirkan kefektifan terhadap kedudukan dan kewajiban para konselor dalam melakukan pelayanan bimbingan di setiap siswa. Jadi para siswa di sekolah mendapatkan pematangan dan pemantapan dalam merencanakan karir mereka selepas tamat dari sekolah.

 

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment