AURORA ANJALI
1203351019
Mengingat wabah pandemi COVID-19 yang benar-benar menghantam
dunia, serta memberikan efek domino yang besar bagi setiap aspek kehidupan. Hal
itupun tidak terlepas dalam aspek pendidikan. Oleh karena itu munculnya wabah
pandemi COVID-19 ini tentu akan memberikan pergeseran arah baru seperti halnya
dalam orientasi dunia karir bagi siswa di era new normal. Masalah perencanaan karir adanya tidak
percaya diri dalam mengambil keputusan dan pandemi covid-19 ini juga merupakan
salah satu penghambat dalam menentukan pilihan. Menurut pendapat
Supriatna (2009:23) masalah-masalah yang sering muncul diantaranya kebingungan
dalam memilih program studi, memilih jurusan di perguruan tinggi, menentukan
cita-cita atau bahkan tidak memahami bakat dan minat yang dimiliki, dan merasa
cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah. Kebingungan yang sering
dialami siswa diantaranya pada saat memutuskan pilihan pendidikan setelah lulus
SMA dan adanya perasaan cemas dalam menghadapi masa depan dan dunia kerja. Menurut
pendapat Darajat, dalam Rauf (2006:7) bahwa saat ini dalam menentukan pilihan
karirnya, siswa masih sering mengikuti teman atau orang tua.
Istilah “trait” merujuk pada
karakteristik individu yang dapat diukur melalui tes, “factor” merujuk pada
karakteristik yang dibutuhkan untuk penampilan kerja yang sukses. Jadi, menurut
Sharf,1992 (di dalam Boharudin, 2011) istilah “trait and factor” merujuk pada
penilaian karakteristik individu dan pekerjaan.
Teori
trait and factor merupakan teori awal yang muncul bagi konseling dan pengembangan
karir. Pendekatan ini menilai sifat/watak individu lewat ukuran-ukuran obyektif
lalu menyesuaikannya dengan yang biasanya dibutuhkan bagi performa yang sukses
dalam wilayah karir tertentu. Pada dasarnya teori trait and factor menyatakan
bahwa pemilihan karir individu sangat ditentukan oleh kesesuaiankemampuan
(abilities), minat (interest), nilai-nilai (values) dan kepribadian
(personality) dengan dunia kerja (world of work).
Trait-factor counseling dapat
dideskripsikan dengan mengatakan : corak konseling yang menekankan pehaman diri
melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan
beraneka probem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program
study/bidang pekerjaan. Menurut Munandir (1996) (di dalam Boharudin, 2011) Teori
trait and factor dikembangkan oleh beberapa ahli perkembangan karir
seperti Frank Parson, E. G. Williamson, D.G Patterson, J.G Darley, dan Miller
yang tergabung dalam kelompok “Minnesota pelopor pengembangan corak konseling
ini yang terkenal ialah E.G. Williamson.
Crites (1961)
berpendapat bahwa perkembangan karir individu berdasarkan teori trait and
factor didasarkan pada tiga asumsi, (1) dengan ciri psikologisnya yang khas,
bagi setiap individu yang paling cocok adalah bekerja di suatu jenis pekerjaan
tertentu; (2) sekelompok pekerja dalam pekerjaan-pekerjaan yang berlainan
mempunyai ciri psikologis yang berlainan pula; (3) penyesuaian vokasional
berbeda-beda, selaras dengan seberapa jauh kesesuaian antara ciri-ciri pribadi
individu yang bersangkutan dengan tuntutan dunia kerja tertentu.
a. Kelebihan (di dalam Addy, 2015) :
-
Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada
konseling .
-
Penekanan pada penggunaan data test objektif, membawa
kepada upaya perbaikan dalam pengembangan test dan penggunanya serta perbaikan
dalam pengumpulan data lingkungan.
-
Penekanan yang diberikan pada diagnos mengandung nama
sebagai suatu perhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya
mengkreasian, teknik-teknik untuk mengatasinya.
b.
Kelemahan (di dalam Addy, 2015) :
-
Kurang
diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan , dambaan aneka nilai
budaya (cultural values), nilai-nilai kehidupan (personal values), dan
cita-cita hidup, terhadap perkembangan jabatan anak remaja (vocational development)
serta pilihan program atau bidang study dan bidang pekerjaan (vocational
choice).
-
Kurang
diperhitungkan perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang ikut
memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang.
-
Kurang disadari
bahwa konstelasi kualifikasi yang di tuntut untuk mencapai sukses di suatu
bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan
datang.
-
Pola
ciri-ciri kepribadian tertentu belum pasti sangat membatasi jumlah kesempatan
yang terbuka bagi seseorang , karena orang dari berbagai pola cirri kepribadian
dapat mencapai sukses dibidang pekerjaan yang sama.
Solusi dari permasalahan
pada teori ini ialah kepada guru hendaknya senantiasa membantu siswa dalam
memberikan informasi-informasi karier yang penting sehingga siswa bisa
terhindar dari masalah karier. Apalagi pada
masa pandemi covid-19 saat ini siswa memerlukan bimbingan yang lebih intensive
lagi untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan arah karirnya.
Post a Comment
Post a Comment