Pelaksanaan teori trait and factor selama pandemi covid-19
Oleh : Sri Intani Rizki Siregar (1203351037)
Ilmu Pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan menuntut
individu untuk memilih karir yang sesuai dengan minat, bakat, yang sesuai
dengan harapannya. Yang tujuannya untuk memenuhi kepuasan dalam hidup dalam
mencapai aktualisasi diri. Pada era globalisasi saat ini amat banyak peluang
juga rintangan dalam pemilihan dalam menentukan karir, terlebih lagi di Era
Pandemi Covid-19 saat ini.
Oleh karena itu pentingnya bagi setiap individu untuk bisa memahami dirinya
sendiri, minat, bakat, dan potensi yang dimikinya dalam mencapai karir. Guna
mendapatkan hasil sesuai apa yang diharapkannya. Seperti halnya teori yang di
kembangkan oleh Frank Parsons yaitu Teori Perkembangan Trait And Factor.
Teori konseling trait and factor ini berpandangan pada hasil tes psikologi yang memberikan penekan pada suatu sanggahan guna
menyesuaikan di antaranya adalah sifat yang khas di individu dengan sifat yang
terjadi diruang lingkup pekerjaan (james&Gililand). Dalam artian teori
trait and factor menekankan bahwa sifat khas individu (karakter) berbanding
lurus dengan ruang lingkup pekerjaan (karir). Jadi ketika individu hendak
memilih dan menentukan karir maka individu harus mengetahui bagaimana potensi
dirinya dan bagaimana wilayah pekerjaannya.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari perkembangan
teori trait and factor yaitu (Hadiarni dan Irman, 2009: 98) :
a.
Klien mendapatkan data yang akurat dan valid tentang dirinya, yang
diperoleh melalui tes psikologi dan non tes yang dikerjakan oleh konselor
secara ilmiah.
b.
Klien mendapatkan berbagai informasi dunia kerja dan berbagai persyaratan
yang mesti dimiliki untuk dimasuki dunia kerja tersebut.
c.
Klien mendapatkan berbagai tawaran terhadap pilihan pekerjaan, kepuasan
karir, dan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapinya.
d.
Klien akan lebih puas apabila mendapatkan karir sesuai dengan analisis
sifat dan factor. Kemungkinan tingkat keberhasilan dan kesuksesan dalam mengeluti
karir akan lebih tinggi
Disamping keunggulan dari trait and factor, teori ini pun
memiliki kelemahannya (Hadiarni dan Irman, 2009: 98- 99) :
a.
Klien lebih bersifat pasif dan yang lebih aktif itu guru pembimbing
(konselor)
b.
Klien akan frustasi apabila tawaran pilihan karir tidak dapat dia temukan,
karena klien terbatas pada pilihan karir yang telah diteapkan oleh konselor
berdasarkan analisa sifat dan factor.
Dalam konseling yang lebih tahu tentang diri klien adalah
klien itu sendiri, tugas dari konselor adalah menemukan potensi diri yang
dimiliki klien dan melahirkan kemandirian yang sesungguhanya, sementara dalam
konseling trait and factor ini sebaliknya, guru/ konselor lebih berperan aktif
dari pada siswa/ konseli.
Dari kelemahan di atas, ternyata menimbulkan permasalahan
dengan keadaan bumi yang tidak membaik akibat pandemi covid-19 yang
mengharuskan setiap individu melakukan kegiatan dari rumah, mengharuskan
pembelajaran secara daring.
Meski begitu tetap ada solusi terbaik untuk dapat
membantu konseli dan khusunya kepada peserta didik dalam memilih karir.
Konselor atau guru BK dapat mengadakan beberapa tahapan dalam membantu konseli
1. Diadakannya sosialisasi masuk perguruan tinggi bagi peserta didik di
sekolah menengah atas
2.
Di adakan career collage day bagi
mahasiswa secara daring
3.
Mengadakan sesi konsultasi online/luring (ketika dimungkinkan) kepada
konseli
4.
Memberikan lowongan pekerjaan dari grup kelas melalui media whatsaap
Bimbingan dan Konseling sebagai fasilitator dan pemberi masukan serta pemahaman bimbingan karir kepada siswa. Karena sejatinya siswa memang masih butuh bimbingan dan dampingan Guru Bimbingan dan Konseling Saran terhadap orang tua selayaknya orang tua juga harus ikut andil terhadap peilihan keputusan karir siswa. Karena siswa juga sangat membutuhkan dukungan dan doronga dari orang tua. Sebaliknya orang tua juga tidak boleh memaksakan kehendak siswa karena karir seorang anak harus sejalan dengan
Post a Comment
Post a Comment