MENGHADAPI PERMASALAHAN KARIR SAAT PANDEMI COVID-19

Dara Putri Annisa

1203351041


sumber: https://images.app.goo.gl/2Btc4Gt34gdV6k4E7 

Pada saat ini kita telah mengalami permasalahan yang timbul karena adanya virus yang mematikan dan menyebar luas. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO ( Word Health Organization) menyatakan pandemi global diakibatkan wabah virus yang kita kenal dengan virus corona atau covid-19 . Adanya pandemi virus covid-19 telah  menyebabkan berbagai macam persoalan serius di seluruh sektor kehidupan masyarakat. Mulai dari persoalan ekonomi, sosial, politik, hingga karir atau ketenagakerjaan. Di Indonesia pun, wabah pandemi virus covid-19 “telah memaksa pemerintah” untuk mengeluarkan kebijakan khusus dengan menghimbau penghentian sementara aktivitas-aktivitas yang menimbulkan kerumunan, seperti aktivitas pendidikan di sekolah, pekerjaan di perusahaan, kegiatan di ruang umum, hingga keagamaan di rumah ibadah. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa salah satu dampak covid-19 di kehidupan salah satunya permasalahan karir, banyak tantangan yang ditimbulkan mulai adanya pemotongan gaji, unpaid leave, sampai ada yang di PHK karena pendapatan yang juga berkurang dimasa pandemi. Termasuk para fresh graduate yang lulus di tengah pandemi mengalami dampaknya. 


Jika kita bicara tentang permasalahan karir, sebagai seorang konselor kita dapat menggunakan pemahaman tentang teori trait and factor dimana teori ini merupakan tahap bagi konseling dan pengembangan karir. Pendekatan ini menilai sifat/watak individu lewat ukuran-ukuran obyektif lalu menyesuaikan nya dengan yang biasanya dibutuhkan bagi performa yang sukses dalam wilayah karir tertentu. Situasi ini akan membantu konselor dalam kemampuan menyediakan bantuan obyektif bagi klien yang mencari arah pengembangan karir dan pengambilan keputusan. Teori ini berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh faktor bawaan maupun lingkungannya. Kepribadian yang dimaksud dalam teori trait and factor adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan dan berperilaku seperti intelegensi,berperasaan dan perilaku agresif. Istilah “trait” sendiri merujuk pada karakteristik individu yang dapat diukur melalui test. Sedangkan “factor” merujuk pada karakteristik yang dibutuhkan untuk penampilan kerja yang sukses. Jadi istilah trait and factor merujuk pada penilaian karakteristik individu dan pekerjaan, (Uman Suherman, tt: 55). Namun pada dasarnya dalam konseling yang lebih tahu tentang diri klien adalah klien itu sendiri, tugas dari konselor adalah menemukan potensi diri yang dimiliki klien dan melahirkan kemandirian yang sesungguhnya, sementara dalam konseling trait and factor ini sebaliknya. Jika pada saat sekarang jika kita ambil contoh dimana fresh graduate tadi mengalami dampak dari pandemi ini perlunya dia memahami tentang teori ini dan juga seorang konselor dapat membantu nya agar dapat mengembangkan karirnya. 


Trait- factor counseling bertujuan mengajak individu untuk berfikir mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah yang dihadapinya. Trait factor dimaksudkan agar individu mengalami :

1. Klarifikasi diri 

2. Pemahaman diri

3. Penerimaan diri

4. Pengarahan diri

5. Aktualisasi diri.

Asal-usul teori trait-and-factor dapat ditelusuri ke masa Frank Parsons. Teori tersebut menegaskan bahwa karakter klienlah yang harus pertama kali dinilai, dan kemudian dicocokkan secara sistematis dengan faktor-faktor yang terlibat di dalam berbagai jabatan. Pengaruh teori ini terbesar sangat luas pada masa Depresi Besar, ketika E. G. Williamson (1993) mempelopori penggunaannya.


Dalam assesmen Trait ini, Parson (Sharf, 1992) mengajukan bahwa untuk memilih karir, seorang individu idealnya harus mengetahui : 


  • Pengertian yang jelas mengenai diri sendiri, sikap, minat, ambis, batasan sumber dan akibatnya.
  • Pengetahuan akan syarat-syarat dari kondisi sukses, keuntungan & kerugian , kompensasi, kesempatan dan harapan masa depan pada jenis pekerjaan yang berbeda-beda.
  • Pemikiran yang nyata mengenai hubungan-hubungan antara dua kelompok atau fakta-fakta ini

Diharapkan setelah memahami teori trait dan factor dapat mengurangi permasalahan karir di masa pandemi seperti kurangnya lapangan pekerjaaan, di Phk dan juga mengalami pemotongan gaji. Untuk itu ada 3 cara terbaik yang bisa kita lakukan dalam menghadapi tantangan karir saat pandemi yaitu:

1. Kreatif membuat peluang baru

Kita jangan hanya berdiam diri dan menyerah dalam menghadapi tantangan. Kita harus bisa mencari dan membuat peluang baru, misalnya dengan berbisnis dan juga menghasilkan dari hobi kamu. Contohnya kamu punya hobi main game, jika selama ini bermain game di cap sebagai kegiatan yang sia-sia maka kita harus buktikan kepada orang bahwa bermain game juga bisa menghasilkan dan menjadi peluang kita kedepannya, dengan merekam gameplay kita dan mengupload di sosmed dapat menjadi peluang kita sebagai konten kreator. Kemudian jika memiliki hobi memasak, hobi ini tentunya sangat cocok dimasa pandemi karena bekerja dirumah, jadi  kamu bisa membuka usaha kecil-kecilan dari hobi mu. Kasih sample makanan ke teman kamu dan minta mereka promosikan di media sosial mereka. Peluang dapet customer bisa terbuka lebar dari sini. Kita juga bisa menggunakan media digital yang di zaman sekarang ini sudah sangat berkembang pesat, ditambah lagi keadaan yang mengharuskan kita bekerja dari rumah, kita bisa menggunakan youtube sebagai media kita menuangkan ide dari hobi kita agar terciptanya peluang yang baru dalam diri kita.

2. Tetap produktif

Meskipun kita tengah menghadapi keadaan sesulit apapun yang tidak pernah kita inginkan sebelumnya, bukan berarti kamu memilih untuk menyerah aja. Kamu harus tetap produktif dengan melakukan hal-hal yang kamu suka. Suka nonton membaca, nah kita bisa membuat tulisan jika kita suka membaca kemudian dari situ dapat dibuat kedalam blog atau pun sosmed yang kalian miliki. Selain itu kamu juga bisa ikutan webinar supaya tetap produktif, apalagi banyak webinar yang dibuat semasa pandemi ini dan biasanya gratis. Tentu dapat memudahkan kamu untuk tetap produktif dimasa pandemi ini.

3. Berani keluar dari zona nyaman

Dengan kondisi yang kita hadapi seperti ini kamu harus berani keluar dari zona nyaman. Coba lakukan hal-hal yang belum pernah kamu coba sebelumnya, tapi tetap harus di jalur yang positif ya. Jika kita tidak menemukan pekerjaan dimasa pandemi, kita harus berinovasi dengan cara keluar dari zona nyaman. Karena peluang juga bisa ditemukan kalo kamu berani keluar dari zona nyaman. Misalnya kita dimasa pandemi ini kita tidak mau keluar dari zona nyaman dan hanya menunggu panggilan pekerjaan tentunya sampai kapan pun tidak akan menemukannya, namun kita bisa mencoba keluar dari zona nyaman kita dan bukannya mencari pekerjaan tetapi menciptakan lapangan kerja kita sendiri. Contoh kita tau pada saat sekarang ini hal yang benar-benar bisa dipakai ialah berjualan online kita mulai saja dari hal kecil karena sejatinya sedikit demi sedikit itu bisa menjadi bukit.


Referensi :  

Fitriani Syamal,dkk.2021. Perspektif Teori Trait and Factor serta Penerapannya dalam Bimbingan dan Konseling Karir. Indonesian Journal of School Counseling:Padang


Suherman, Umam, 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan,Bandung : Bimbingan dan KonselingSekolah Pasca Sarjana UPI.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment