Artikel Permasalahan Karir Pada Usia Anak Sekolah

Eva Rahma Nasution 

1203351028



 Setiap orang memerlukan lapangan kerja untuk bekerja. Di masyarakat terdapat berbagai jenis pekerjaan, setiap individu mempunyai kebebasan untuk memilih suatu karir atau pekerjaan serta pandangan hidup kedepannya yang diikuti oleh tanggung jawab, yaitu bertanggung jawab atas akibat yang timbul dari pilihannya itu. Tanggung jawab seseorang tidak hanya bertumpu dan berpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga dengan orang lain secara seimbang. Memilih pekerjaan serta merencanakan diri untuk karir yang akan dipilih tidak cukup hanya saran yang baik, itu tidak cukup bagi para peserta didik sebab mereka juga memiliki beberapa keterbatasan dalam perencanaan karirnya, yaitu (a) gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan  apa yang dianggap sebagai pilihan pekerjaan dan pendidikan yang tepat, (b) kenyataan ekonomi yang buruk sehingga menghambat mereka dalam mengikuti pendidikan yang mereka pilih, (c) kurangnya akses akan fasilitas pendidikan.

Karir seringkali disamakan dengan pekerjaan. Perencanaan karir disamakan dengan pemilihan pekerjaan. Sebenarnya arti karir lebih luas dari sekedar memilih pekerjaan. Karir berkaitan dengan perkembangan seseorang dan menjadi bagian penting dalam kesuksesan hidup seseorang, untuk itu karier perlu direncakan dengan baik. Kemampuan perencanaan karir yang matang erat kaitannya dengan pemahaman siswa mengenai karirnya sendiri. Suksesnya pencapaian karir seseorang dipengaruhi oleh adanya kemampuan perencanaan karir dan pengambilan keputusan yang matang. Seseorang yang memiliki kemampuan perencanaan karir, tentunya mampu memahami dirinya. Dengan demikian, individu tersebut dapat memutuskan pilihan yang paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya.

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan, remaja memiliki kemampuan tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada kesiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Orientasi masa depan atau karir merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Seperti yang dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock (dalam Desmita, 2008: 199), “remaja mulai memikirkan tentang masa depan mereka secara sungguh-sungguh”.

Siswa yang duduk dibangku SMA atau SMK sudah mulai merencanakan masa depan atau karir yang sesuai dengan yang mereka harapkan sebelum mereka benarbenar menginjak dunia kerja (lulus SMA atau SMK). Menurut teori perkembangan Ginzberg (Munandir, 1996: 90) menyebutkan bahwa “siswa SMA atau SMK berada pada masa tentatif di mana siswa harus sudah mampu memikirkan atau merencanakan karir mereka berdasarkan minat, kapasitas atau

 

kemampuan, dan nilai-nilai atau potensi yang mereka miliki”. Melihat fenomena yang terjadi pada siswa-siswa tersebut, untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa digunakan beberapa cara yang efektif , salah satunya adalah bimbingan kelompok perencanaan karir karena bimbingan kelompok memberikan layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu komponen dalam program bimbingan, yang sekaligus menjadi satu layanan bimbingan.

Komponen ini mencangkup aneka usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda. Seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 267) bahwa “bimbingan karir pada tingkat SMA memungkinkan siswa memperdalam dan memperluas pemahaman tentang dunia kerja., mengembangkan rencana sementara yang akan menjadi pegangan setamat SMA, dan memiliki pengetahuan tentang pekerjaan tertentu apabila siswa memang menghendaki untuk memegang jabatan itu setamat dari SMA”.

Perencanaan karir memerlukan bimbingan tentang dunia kerja dan konsep diri terlihat pada tahap eksplorasi umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang dianggap sesuai bakat, minat, serta nilai-nilai mereka, namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat. Sedangkan bakat dan minat adalah bagian dari kosep diri dari para siswa. Bimbingan kelompok merupakan salah satu langkah peneliti membantu siswa dalam membuat perencanaan karir dimana bimbingan kelompok karir berisi tentang informasiinformasi yang berhubungan dengan karir siswa, maka sangat tepat bila digunakan dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa.

Untuk menangani kesenjangan tersebut maka perlunya bimbingan kelompok yang dilakukan secara optimal kepada siswa, materi yang disampaikan oleh konselor dalam pemberian layanan di kelas biasanya membahas tentang pengenalan bimbingan konseling dan  pribadi siswa, sedangkan materi yang membahas tentang karir jarang disampaikan oleh Konselor terhadap siswa di kelas hal tersebut yang menjadi permasalahan sudut pandang siswa terhadap karir, maka tugas seorang Guru BK atau konselor yaitu memuat layanan tentang karir pada siswa

 

agar mereka memahami apa itu karir sesungguhnya. Banyak siswa kelas XII lebih aktif mencari informasi tentang karir karena sudah merencanakan karirnya. Sedangkan, siswa kelas XI belum mulai merencanakan karirnya sesuai bakat dan potensi yang dimilikinya. Ketika ditanya mereka masih bingung dan belum mempunyai rencana akan melanjutkan studi atau bekerja di mana setelah lulus dari SMA.

Peran orang tua juga sangat penting ketika siswa memiliki atau sudah mempunyai bayangan tentang karirnya, orang tua wajib untuk memberikan dorongan kepada anaknya untuk meraih apa yang diingnkan terutama untuk karirnya. Potensi siswa juga menunjang karir, banyak orang tua yang membuat presepsi salah terhadap potensi dan bakat yang dimiliki sang anak karena mungkin belum sepaham dengan apa yang orang tua inginkan.


Apalagi Dimasa situasi Pademic Covid 19 ini, siswa ragu ragu dalam mengambil keputusan karirnya.Di dalam situasi pademic ini siswa kurang penyesuian pendidikan, kurang dalam pemahaman diri, kurang dalam pemahaman yang buruk tentang dunia kerja,siswa juga takut gagal, dan muncul kekhawatiran tentang teman teman yang menyenangkan atau keluarga, dan timbulah ketidakamanan tentang bakat seseorang dan sejumlah alasan lainnya. Siswa dengan pilihan kejuruan biasanya menampilkan diri sebagai ragu-ragu (dan tanpa opsi) atau sebagai memiliki ketidak tahuan tentang karir. Penyebab mirip dengan yang ditemukan untuk pilihan pasti, meskipun kurangnya kesempatan untuk mengamati pekerjaan dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan dapat menjadi faktor dalam kedua kasus, siswa tanpa pilihan mungkin juga memiliki minat yang dominan dalam hal selain karir, yang mengalihkan mereka dari memilih.


Adapun soluai untuk mengatasi permasalahan ini adalah , ajak si anak untuk mengenali dirinya sendiri Sangat penting untuk belajar menilai tentang diri sendiri sebelum memilih karir yang tepat. harus memahami minat, keterampilan, bakat, dan kepribadian untuk memilih pekerjaan yang cocok dilakukan. Mungkin terkesan remeh-temeh tetapi ini basic yang harusnya kamu kuasai. Mengetahui kenapa kamu ingin bekerja di posisi itu, tau kenapa kamu ingin berkarier menjadi itu, mengetahui kekuatanmu yang bisa membantumu mencapai career goals mu sendiri, dan masih banyak lagi.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment