Pada abad ke-20,
Carl Rogers adalah Seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan pada terapi
klinis yang berpusat kepada klien atau biasa disebut “client centered”. Didalam konseling, konselor harus mengikuti arah
dan perasaan klien, dimana hal tersebut memberikan kebebasan kepada klien untuk
membuat suatu keputusan dari apa yang klien inginkan. Perhatian konselor juga
harus berpusat kepada klien, konselor juga harus bisa mengatur proses konseling
sebagus mungkin hingga konseli harus diberikan tanggung jawab yang cukup besar
dalam pengambilan keputusan yang nantinya akan klien terima. Pada teori Klien
Centered, Carl Rogers memulai aliran ini agar menekankan pada prinsip, bahwa
disini konselor harus menahan diri nya untuk tidak memberi pengaruh kepada
klien dan konselor bertanggung jawab dalam situasi tersebut kepada klien selama
proses penentuan pemecahan masalah yang di hadapi klien, konselor harus
memberikan kebebasan kepada konseli untuk mengekspresikan diri serta menentukan
bagaimana cara menangani masalah yang di hadapi klien.
Didalam teori
Klien Centered, Carl Rogers mengembangkan terapi client centered untuk reaksi
terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan yang mendasar dari
psikoanalisis. Biasanya terapis ini berfungsi sebagai penunjang pertumbuhan
pribadi seseorang dengan arah jalan membantunya untuk menemukan
kesanggupan-kesanggupan dalam memecahkan masalah. Pada pendekatan klien
Centered ini banyak yang menaruh kepercayaan yang besar kepada seseorang dengan
kesanggupan untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri dalam
bertindak atau mengambil suatu keputusan.
Teori Klien centered, sering dikenal sebagai
teori non-direktif atau teori yang berpusat untuk mengarah kepada pribadi.
Pendekatan pada teori ini menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan
isu-isu yang penting bagi diri nya, serta pemecahan masalah yang ada di
dirinya. Didalam teori ini, konsep pokok yang mendasari yaitu ada hal yang
menyangkut kepada konsep-konsep yang mengenai diri seseorang (self), menyangkut
dengan aktualisasi diri, menyangkut dengan teori kepribadian dan menyangkut
dengan hakikat kecemasan yang ada. Peran yang diberikan konselor kepada konseli
didalam pendekatan teori Klien centered ini dimana konselor tidak boleh
memimpin, mengatur dan juga menentukan proses perkembangan yang ada dalam
konseling tersebut, hal tersebut hanya di perbolehkan untuk dilakukan hanya
kepada klien itu sendiri. Konselor juga hanya merefleksikan perasaan apa yang
timbul didalam diri klien, yang dimana konselor harus menerima keadaan klien
dengan sepenuhnya. Serta konselor juga harus memberikan kebebasan kepada klien
dalam mengeksperisikan perasan –perasaan yang mendalam yang dialami klien
selama ini.
Pada teori Klien
Centered, ada terdapat kelemahan yang dijelaskan oleh Carl Rogers, bahwa
kelemahan yang terdapat yaitu memungkinkan sebagian yang ada di terapis itu
sendiri terlalu berpusat pada konseli sehingga hal tersebut melupakan
keasliannya. Serta kesalahan yang dianggap sebagian besar dari terapis itu
sendiri masih dalam menterjemahkan sikap-sikap yang musti nya harus terlebih
dahulu dikembangkan dalam menangani hubungan terapeutik yang ada di dalam teori
ini. Begitu juga dengan kelebihan yang dimiliki teori klien centered ini, yaitu
sifat keamanan, yang dimana individu dapat dengan mudah untuk mengexplorasikan
pengalaman-pengalaman psikologis yang menurut klien tersebut sangat lah
memiliki arti atau makna yang berharga bagi diri nya dengan pengalaman itu
klien bisa merasa aman dalam mengexplorasikan atau bisa membagi cerita dari
pengalaman yang sudah klien rasakan. Kelebihannya dalam teori ini dapat dengan
mudah diterapkan dengan melakukan individual ataupun kelompok, dan juga dapat
memberikan peluang yang lebih luas kepada klien pada saat klien mendengarkan
maupun pada saat klien didengarkan.
Seorang
klien mengalami kendala dibagian karir nya saat klien sudah menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Kejurusan (SMK), pada awal nya klien tersebut
memiliki minat untuk melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi dengan
jurusan Agama Islam. Tetapi disini, ketika klien menceritakan kepada orang tua
nya bahwa klien menginginkan pendidikan nya untuk mengambil jurusan Agama
Islam. Akan tetapi orang tua dari klien tidak memberikan persetujuan kepada
klien yang membuat klien tersebut merasa trauma, tertekan dan mengulurkan niat
nya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Di saat Alam bawah
sadarnya memberikan gambaran bahwa klien tersebut mampu untuk memilih jurusan
PAI maka dari situ klien tetap untuk memilih jurusan tersebut. Tetapi hal
tersebut sangatlah berbanding terbalik dengan bakat yang klien miliki, klien
tersebut memiliki bakat pandai bermain futsal dimana seharusnya klien bisa
menentukan kearah mana klien harus memilih karir nya. Sedangkan disini
pemahaman klien hanya berpusat kepada bidang olahraga bukan bidang Agama Islam.
Klien mengambil jurusan PAI hanya mengikuti apa yang teman-teman klien jadi
klien merasa bahwa ketika klien memiliki teman yang mendukungnya maka disini
klien mengikuti semua yang teman nya lakukan walaupun bukan dari bakat, minat,
kemampuan yang dimiliki klien sendiri. Tuntutan lingkungan, teman sebaya,
keluarga, ekonomi hal tersebut sangatlah menjadi pengaruh yang bisa dilihat
dari sisi negative atau sisi positif, tergantung bagaimana klien tersebut
menanggapi pengaruh yang muncul disekitarnya apa kah itu berpengaruh baik atau
buruk untuk diri nya maupun untuk karir nya.
Jadi, Ketika
seorang anak memilih dan menentukan karir yang dia inginkan maka disini orang
tua harus memberikan motivasi, arahan, dan dukungan yang kuat untuk memberikan
inovasi yang positif yang bisa diambil oleh anak tersebut. Peran penting orang
tua dalam memberikan dorongan ketika anak sudah mulai tumbuh remaja maka ia
pantas untuk menentukan kearah mana minat, bakat serta kemampuan yang di miliki
anak tersebut. Disini orang tua harus sadar dan bersikap lebih tegas lagi dalam
mengatur minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki anak nya untuk bisa mencapai
karir atau tujuan yang diinginkan. Disini konselor hanya boleh mendengarkan
semua cerita klien sampai klien tersebut merasa bahwa klien puas dalam
menceritakannya. konselor hanya boleh mendengarkan, menanggapi atau menanyaki
yang sifatnya mendukung klien, bukan untuk menjatuhkan klien karena sama saja
itu akan memberikan pengaruh kepada klien.
Dan konselor memberikan tanggung jawab kepada klien dalam proses
penentuan pemecahan masalah. Seperti menanyakan kepada klien, bagaimana
kelanjutan dari karir yang dia inginkan, apa peluang yang akan klien lakukan
kedepannya, serta menanyakan minat, bakat dan kemampuan yang seperti apa yang
klien inginkan. Setelah itu konselor dapat memberikan pendapat-pendapat positif
yang mengenai tentang minat, bakat dan kemampuan pada diri klien agar dapat
diterima baik oleh klien tersebut. Didalam teori ini klien harus memahami diri
nya sendiri yang sesuai dengan apa yang dia inginkan serta memberikan klien
untuk bertanggung jawab dengan apa yang pilih.
Di era covid-19
pada tahun ini sudah sangat meningkat angka kematian, banyaknya ketakutan yang
dialami seseorang yang membuat minimnya pengaruh-pengaruh negative yang datang.
Pada covid-19 ini membuat banyak kalangan keluarga yang merasakan perekonomi
didalam keluarga nya sangat sulit, ditambah dengan pendidikan yang sekarang ini
sedang mengalami virtual atau biasa di sebut daring. Siswa-siswi dan mahasiwa
yang saat ini merasakan daring pasti sangat paham dengan situasi yang dialami,
merasa jenuh, bosan, depresi dan kurangnya pengetahuan yang luas selama daring.
Jadi mereka tidak tau mau ke arah mana karir yang akan mereka lanjutkan. Maka
dari itu sangat banyak, siswa mengalami putus sekolah dan tidak berniat untuk
melanjutkan pendidikannya. Siswa merasa bingung disaat situasi covid-19 ini,
yang sulit untuk belajar, kendala orang tua di perekonomian dan sulit untuk
mencari pekerjaan. Dengan ada nya covid-19 maka tidak menunda proses
perkembangan pada karir yang ingin dicapai, covid-19 bukan lah penghalangan
buruk untuk karir klien kedepannya tetapi klien harus mampu untuk memikirkan ke
mana klien akan mencapainya. Semua nya itu ada didalam diri klien, dan Cuma
klien yang bisa mengendalikan diri nya untuk ke kedepannya dalam memilih karir.
Post a Comment
Post a Comment